Melangkah setapak
Memasuki pintu
Duduk di bangku kadang dengan hati pilu
"KAPAN SEMUA INI BERAKHIR?"
Menatap seorang setengah baya, yang menjelaskan rangkaian kata yang kadang harus direka ulang dengan goresan pena di kertas bergaris
Kadang ketidakadilan memuncak di sini
Ia membentak, dengan alasan selangit
Mengaku melihat, padahal di sudut sana terdengar cekikikan gelak tawa licik
Bel panjang adalah melodi terindah sepanjang masa
Tapi penantiannya hampir membunuh asa
Saat ia berdering pecahlah segala suasana
Kepala sekolah berlaga sibuk
Padahal kerjanya hanya mengencangkan sabuk
Bawahannya bersenda gurau di ruangan yang sekaumnya tengah berkumpul
Ilmu yang kita cari kita dapat, namun kita serap
Secercah kebahagiaan datang namun kadang cuma sekejap
Konspirasi sekolah merajalela
Lembaran nominal bisa membuat hal yang menggantung menjadi normal
Angka yang muncul bukan angka remidial
Pembagian jurusan yang dibilangnya sikut-sikutan
Padahal hanya modal penglihatan
Atau kadang modal JABATAN!
Orang tua mengharapkan kita sekolah
Tanpa tau apa isi sekolah
Atmosfir yang kadang membuat tempat gudang ilmu bak tempat terkutuk
Kebosanan menusuk kepala
Frustasi meregang bahagia
Kadang hanya tinggal duka
Gelak tawa sahabat kadang menenangkan
Atau malah SANGAT MENGGEMBIRAKAN
Namun tak sedikit yang mengecewakan
Bahkan banyak yang menusuk dari belakang
Inilah tempat ku menghabiskan bertahun hidupku, menatap terpaku persegi panjang yang tercoret
Atau mendengarkan dongeng sang penceritera, padahal di benak tiada yang menerka
Tempat berkumpulnya kebahagiaan dan kesedihan jadi satu dan jika kita menghirupnya, kita harus merasakannya hingga perasaan itu berakhir
S-E-K-O-L-A-H!
0 komentar:
Posting Komentar